Sabtu, 08 Mei 2010

Ketepatan Jadwal Pemberian Imunisasi Rutin Pada Bayi

Vaksin harus diberikan pada umur yang tepat dengan cara pemberian dan penyimpanan rantai dingin yang benar agar penerima vaksin benar-benar terlindungi dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi tersebut secara optimal (Nelson, 2000:200). Menurut Hetty (2002:3), bila imunisasi dasar dilaksanakan dengan lengkap dan teratur, maka imunisasi dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian balita hingga sekitar 80-95%. Pengertian teratur dalam hal ini yaitu teratur dalam hal mentaati jadwal dan jumlah frekuensi imunisasi, sedangkan yang dimaksud imunisasi dasar lengkap adalah telah mendapat semua jenis imunisasi dasar pada waktu anak berusia <11bulan.
Berikut adalah jadwal pemberian imunisasi rutin pada bayi yang dilaksanakan dalam Program Imunisasi:

Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi Rutin Pada Bayi Dengan Menggunakan Vaksin DPT dan HB Terpisah, Menurut Tempat Lahir Bayi












* : atau tempat pelayanan lain
** : atau Posyandu
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1059/Menkes/SK/IX/2004

Tabel 2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi Rutin Pada Bayi Dengan Menggunakan Vaksin DPT/HB Kombo, Menurut Tempat Lahir Bayi












* : atau tempat pelayanan lain
** : atau Posyandu
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1059/Menkes/SK/IX/2004

a. Jadwal Pemberian Imunisasi BCG
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1059/Menkes/SK/IX/2004 disebutkan bahwa pemberian imunisasi BCG bisa dilaksanakan sejak bayi baru lahir. Menurut penelitian Ibrahim (2000), pemberian imunisasi BCG hendaknya dilaksanakan sesegera mungkin dan diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan, karena di Indonesia penyakit TBC masih sangat tinggi. Menurut berbagai studi (dalam Achmadi, 2006:53) apabila seseorang tinggal bersama penderita TBC paru aktif untuk beberapa waktu lamanya, maka kemungkinan terinfeksi atau tertular adalah sebesar 25-50%, dan penyakit ini paling cepat menginfeksi anak-anak. Oleh karena itu, pemberian imunisasi BCG diberikan segera untuk mencegah bayi tertular penyakit TBC.

b. Jadwal Pemberian Imunisasi DPT
Menurut Depkes RI (2005:5), imunisasi DPT diberikan secara subkutan atau intramuscular pada bayi yang berumur 2-11 bulan sebanyak 3 kali dengan interval 4 minggu. Jadwal pemberian imunisasi DPT tersebut sejalan dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1059/Menkes/SK/IX/2004 yang menyatakan bahwa pemberian imunisasi DPT pertama harus dilaksanakan setelah bayi berusia 2 bulan dan untuk imunisasi DPT yang berikutnya diberi jarak 1 bulan atau 4 minggu. Menurut Achmadi (2006:61), pemberian vaksin DPT pertama harus menunggu hingga bayi berumur 2 bulan, karena bayi masih punya sisa kekebalan yang diperoleh dari ibu ketika dalam kandungan (maternal antibodi). Selain itu, pemberian menunggu bayi berumur bulan karena reaktogenitas pertusis bayi kecil. Jadwal imunisasi DPT yang tidak diikuti akan memberikan tingkat kekebalan yang berbeda.

c. Jadwal Pemberian Imunisasi Polio
Menurut Depkes RI (2005:5), imunisasi Polio diberikan melalui mulut pada bayi umur 0-11 bulan sebanyak 4 kali dengan jarak waktu pemberian 4 minggu. Jadwal pemberian imunisasi Polio tersebut sejalan dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1059/Menkes/SK/IX/2004 yang menyatakan bahwa pemberian imunisasi polio pertama bisa dilaksanakan sejak bayi baru lahir dan untuk imunisasi polio yang berikutnya diberi jarak 1 bulan atau 4 minggu.
Jadwal pemberian imunisasi Polio tersebut juga sesuai dengan rekomendasi WHO (dalam Achmadi, 2006:88) yang menyatakan bahwa pemberian vaksin Polio dianjurkan semuda mungkin. WHO merekomendasikan sejumlah empat kali pemberian yaitu, ketika bayi baru lahir atau at birth, yang kedua dan seterusnya diberikan ketika bayi berumur enam minggu, 10 minggu, dan 14 minggu terutama pada daerah endemik polio dan negara yang dikategorikan sebagai recently polio endemic seperti Indonesia.

d. Jadwal Pemberian Imunisasi Campak
Menurut Depkes RI (2005:5), di negara berkembang imunisasi campak dianjurkan diberikan lebih awal dengan maksud memberikan kekebalan sedini mungkin, sebelum terkena infeksi virus campak secara alami. Pemberian imunisasi lebih awal rupanya terbentur oleh adanya zat anti kebal bawaan yang berasal dari ibu (maternal antibodi), ternyata dapat menghambat terbentuknya zat kebal campak dalam tubuh anak, sehingga imunisasi ulangan masih diberikan 4-6 bulan kemudian. Maka untuk Indonesia imunisasi Campak diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 ml pada anak umur 9-11 bulan.

e. Jadwal Pemberian Imunisasi Hepatitis B
Pemberian imunisasi Hepatitis B bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B. Pada prinsipnya imunisasi Hepatitis B lebih efektif diberikan sedini mungkin, yaitu pada saat bayi berusia 0-7 hari. Interval pemberian imunisasi antara suntikan ke 1 dan ke 2, serta suntikan ke 2 dan ke 3 minimal satu bulan (Direktorat Jenderal PPM & PL, 2001:31). Jadwal pemberian imunisasi Hepatitis B menurut Dirjen PPM & PL tersebut sejalan dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1059/Menkes/SK/IX/2004 yang menyatakan bahwa pemberian imunisasi Hepatitis B dilaksanakan pada saat bayi berusia 0 bulan.
Pemberian vaksin Hepatitis B yang sedini mungkin dianjurkan karena selain respon imun terhadap hepatitis sudah timbul, juga memberikan perlindungan kepada bayi yang terkena risiko Hepatitis B. Apalagi apabila ibu yang mengandungnya menderita hepatitis B, maka respon imun dapat mencegah timbulnya hepatitis B nantinya pada saat dewasa. (Achmadi, 2006:164)

1 komentar:

  1. tolong dicantumkan juga daftar pustakanya, agar mempermudah kami sebagai pembaca untuk mengetahui sumbernya, bukan hanya kutipan saja.

    BalasHapus