Blog ini ditujukan untuk membantu mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi atau KTI-nya. Semoga bermanfaat... :) Oya, silahkan klo ada yg mau posting bahan di blog ini atau klo mau request bahan skripsi tertentu... :)
Senin, 29 Agustus 2011
Hasil Sidang Itsbat Pemerintah
Kurang Energi Protein (KEP)
Definisi Kurang Energi Protein
Faktor Penyebab KEP
Penyebab Langsung
Penyebab Tidak Langsung
-
Asah, menunjukkan kebutuhan akan stimulasi atau rangsangan yang akan merangsang perkembangan kecerdasan anak secara optimal. Ibu yang menyusui merupakan guru pertama yang terbaik bagi bayinya. Seringnya bayi menyusu membuatnya terbiasa berhubungan dengan manusia lain dan dalam hal ini dengan ibunya. Dengan demikian perkembangan sosialnya akan baik dan ia akan mudah berinteraksi dengan lingkungannya kelak. Kebutuhan ini juga berkaitan dengan psikomotor dalam perkembangan anak.
-
Asih, menunjukkan kebutuhan bayi untuk perkembangan emosi dan spiritualnya. Yang terpenting disini adalah pemberian kasih sayang dan perasan aman yang diwujudkan dalam kontak fisik dan psikis sedini mungkin. Seorang bayi yang merasa aman, karena merasa dilindungi, akan berkembang menjadi orang dewasa yang mandiri dengan emosi yang stabil.
-
Asuh, menunjukkan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan otaknya. Untuk pertumbuhan suatu jaringan sangat dibutuhkan nutrisi atau makanan yang bergizi. Selain itu asuh juga mencerminkan kebutuhan fisik biomedis lainnya yang meliputi perawatan kesehatan primer seperti imunisasi, papan, hygiene dan sanitasi, sandang, kesegaran jasmani dan rekreasi.
Daftar Pustaka
Rabu, 24 Agustus 2011
Pengetahuan
Definisi Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan
-
Tahu adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari.
-
Memahami adalah suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui.
-
Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi sebenarnya.
-
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam komponen-komponennya.
-
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan.
-
Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap objek.
Macam- Macam Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Daftar Pustaka
Diabetes Mellitus
Pengertian Diabetes Mellitus
Istilah Diabetes Mellitus diperoleh dari bahasa latin yang berasal dari kata Yunani, yaitu Diabetes yang berarti pancuran dan Mellitus yang berarti madu. Jika diterjemahkan, Diabetes Mellitus adalah pancuran madu. Istilah pancuran madu berkaitan dengan kondisi penderita yang mengeluarkan sejumlah besar urin dengan kadar gula yang tinggi (Wijayakusuma, 2004). Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu sindrom dengan terganggunya metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein akibat kurangnya sekresi insulin atau penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin (Guyton, 2007).
Penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif, sehingga terjadilah kelebihan gula dalam darah. Kelebihan gula yang kronis di dalam darah (hiperglikemia) ini menjadi racun dalam tubuh. Sebagian glukosa yang tertahan di dalam darah itu melimpah ke system urine untuk dibuang melalui urine. Air kencing penderita diabetes yang mengandung gula dalam kadar tinggi tersebut menarik bagi semut, karena itulah gejala ini disebut juga gejala kencing manis (Lanny, 2006).
Gejala-gejala diabetes yang khas adalah rasa haus yang berlebihan, poliuri, pruritus, serta penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas. Diabetes dapat pula bermanifestasi sebagai satu atau lebih penyulit yang bertalian. Diabetes mellitus, terutama NIDDM (DMT2) bisa tanpa gejala, sehingga diagnosis sering dibuat berdasarkan ketidaknormalan hasil pemeriksaan darah rutin atau uji glukosa dalam urine (WHO dalam Suyono, 2000).
Klasifikasi Diabetes Mellitus
DM saat ini terbagi menjadi 4 tipe, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, Diabetes Kehamilan, dan DM tipe lain. Namun, secara klinis DM hanya dibagi menjadi 2 tipe: DM tipe 1 dan DM tipe 2 (Sudoyo, 2006). Gambaran klinis pasien dengan DM tipe 1 adalah usia onset biasanya <20 tahun, dan gangguan ini disebabkan utamanya oleh karena kurangnya produksi insulin oleh sel beta (β) pankreas. Sedangkan DM tipe 2 mempunyai onset usia biasanya >40 tahun, dan gangguan disebabkan karena resistensi jaringan terhadap efek metabolik insulin (Guyton, 2007).
Diabetes Tipe I
Diabetes Tipe II
Daftar Pustaka
-
Brunner dan Suddarth. 2002. Edisi 8 Vol 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
-
Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
-
Lanny, dkk. 2006. Diabetes. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
-
Mansjoer, A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga, Jilid pertama. Jakarta: Media Aesculapius FK UI.
-
Suyono, Joko. 2000. Pencegahan Diabetes Mellitus. Jakarta: Penerbit Hipokrates.
Senin, 08 Agustus 2011
Jenis-Jenis Vaksin dalam Program Imunisasi
- Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) Indikasi: Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosa Kemasan: a) Kemasan dalam ampul, beku kering, 1 box berisi 10 ampul vaksin. b) Setiap 1 ampul vaksin dengan 4 ml pelarut. Cara pemberian dan dosis: a) Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril (ADS 5 ml). b) Dosis pemberian: 0,05 ml sebanyak 1 kali. c) Disuntikkan secara intrakutan didaerah lengan kanan atas (insertio musculus deltoideus), dengan menggunakan ADS 0,05 ml. Kontraindikasi: a) Adanya penyakit kulit yang berat/menahun seperti eksim, furunkulosis, dan sebagainya. b) Mereka yang sedang menderita TBC. Efek samping: Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam, 1-2 minggu kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang berubah menjadi pustula, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional diketiak dan atau leher, terasa padat, tidak sakit, dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.
- Vaksin TT (Tetanus Toxoid) Indikasi: Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus Kemasan: a) 1 box vaksin terdiri dari 10 vial. b) 1 vial berisi 10 dosis. c) Vaksin TT adalah vaksin yang berbentuk cairan. Cara pemberian dan dosis: Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen. Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikkan secara intramuskular, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval minimal 4 minggu. Kontraindikasi: Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT Efek samping: Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam.
- Vaksin DT (Difteria dan Tetanus) Indikasi: Untuk pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus. Kemasan: a) 1 box vaksin terdiri dari 10 vial. b) 1 vial berisi 10 dosis. c) Vaksin DT adalah vaksin yang berbentuk cairan. Cara pemberian dan dosis: Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen. Disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml. Dianjurkan untuk anak usia dibawah 8 tahun. Untuk usia 8 tahun atau lebih dianjurkan imunisasi dengan vaksin TD. Kontraindikasi: Gejala-gejala berat karena dosis pertama DT Efek samping: Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam.
- Vaksin Polio Indikasi: Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis. Kemasan: a) 1 box vaksin terdiri dari 10 vial. b) 1 vial berisi 10 dosis. c) Vaksin polio adalah vaksin yang berbentuk cairan. d) Setiap vial vaksin polio disertai 1 buah penetes (dropper) terbuat dari bahan plastik. Cara pemberian dan dosis: Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu. Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru. Kontraindikasi: Pada individu yang menderita “Immune Deficiency”. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh. Efek samping: Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,17:1.000.000)
- Vaksin Campak Indikasi: Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Kemasan: a) 1 box vaksin terdiri dari 10 vial. b) 1 vial berisi 10 dosis. c) 1 box pelarut berisi 10 ampul @ 5 ml. d) Vaksin ini berbentuk beku kering. Cara pemberian dan dosis: a) Sebelum disuntikkan vaksin campak harus dilarutkan terlebih dahulu dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut. b) Dosis pemberian: 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan. Kontraindikasi: Individu yang mengidap penyakit “Immune Deficiency” atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukimia, lymphoma. Efek samping: Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi.
- Vaksin Hepatitis B PID Indikasi: Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Kemasan: a) Vaksin Hepatitis B adalah vaksin yang berbentuk cairan. b) 1 box vaksin terdiri dari 100 HB PID Cara pemberian dan dosis: a) Vaksin disuntikkan dengan 1 buah HB PID, pemberian suntikan secara intra muskuler, sebaiknya pada anterolateral paha. b) Pemberian sebanyak 1 dosis. c) Dosis diberikan pada usia 0-7 hari. Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya seperti vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang. Efek samping: Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan, dan pembengkakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.
- Vaksin DPT-HB Indikasi: Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis, dan hepatitis B. Kemasan: a) 1 box vaksin terdiri dari 10 vial @ 5 dosis b) Warna vaksin putih keruh seperti vaksin DPT Cara pemberian dan dosis: a) Pemberian dengan cara intra muskuler, 0,5 ml sebanyak 3 dosis. b) Dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu (1 bulan).
Penyakit yang Diupayakan Pencegahannya Melalui Program Imunisasi
Berikut ini adalah ke 7 jenis penyakit tersebut:
1) Difteri
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae. Penyebarannya adalah melalui kontak fisik dan pernafasan. Gejala awal penyakit adalah radang tenggorokan, hilang nafsu makan, dan demam ringan. Dalam 2-3 hari timbulselaput putih kebiru-biruan pada tenggorokan dan tonsil. Difteri dapat menimbulkan komplikasi berupa gangguan pernapasan yang berakibat kematian (Direktorat Jenderal PP&PL, 2005:5).
2) Pertusis
Disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari adalah penyakit pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh Bordetella pertussis. Penyebaran pertusis adalah melalui tetesan-tetesan kecil yang keluar dari batuk atau bersin. Gejala penyakit adalah pilek, mata merah,bersin, demam, dan batuk ringan yang lama-kelamaan batuk menjadi parah dan menimbulkan batuk menggigil yang cepat dan keras. Komplikasi pertusis adalah pneumonia bacterialis yang dapat menyebabkan kematian (Direktorat Jenderal PP&PL, 2005:5).
3) Tetanus
Adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani yang menghasilkan neurotoksin. Penyakit ini tidak menyebar dari orang ke orang, tetapi melalui kotoran yang masuk kedalam luka yang dalam. Gejala awal penyakit ini adalah kaku otot pada rahang, disertai kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat, dan demam. Pada bayi terdapat juga gejala berhenti menetek (sucking) antara 3-28 hari setelah lahir. Gejala berikutnya adalah kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku. Komplikasi tetanus adalah patah tulang akibat kejang, pneumonia, dan infeksi lain yang dapat menimbulkan kematian (Direktorat Jenderal PP&PL, 2005:5).
4) Tuberkulosis
Adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (disebut juga batuk darah). Penyakit ini menyebar melalui pernapasan lewat batuk atau bersin. Gejala awal penyakit ini adalah lemah badan, penurunan berat badan, demam, dan keluar keringat pada malam hari. Gejala selanjutnya adalah batuk terus menerus, nyeri dada, dan (mungkin) batuk darah. Gejala lain tergantung pada organ yang diserang. Tuberculosis dapat menyebabkan kelemahan dan kematian (Direktorat Jenderal PP&PL, 2005:5).
5) Campak
Adalah penyakit yang disebabkan oleh virus measles. Disebarkan melalui droplet bersin atau batuk dari penderita. Gejala awal penyakit ini adalah demam, bercak kemerahan, batuk, pilek, conjunctivitis (mata merah). Selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ketubuh dan tangan serta kaki. Komplikasi campak adalah diare hebat, peradangan pada telinga dan infeksi saluran napas (pneumonia) (Direktorat Jenderal PP&PL, 2005:5).
6) Poliomielitis
Adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio tipe 1, 2, atau 3. Secara klinis penyakit polio adalah anak dibawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh layu akut. Penyebaran penyakit ini adalah melalui kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi. Kelumpuhan dimulai dengan gejala demam, nyeri otot, dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit. Kematian bisa terjadi jika otot-otot pernapasan terinfeksi dan tidak segera ditangani (Direktorat Jenderal PP&PL, 2005:5).
7) Hepatitis B
Hepatitis B (penyakit kuning) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati. Penyabaran penyakit ini adalah melalui suntikan yang tidak aman, dari ibu ke bayi selama proses persalinan, melalui hubungan seksual. Infeksi pada anak biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala yang ada adalah merasa lemah, gangguan perut, dan gejala lain seperti flu. Urine menjadi kuning, kotoran menjadi pucat. Warna kuning bisa terlihat pula pada mata ataupun kulit. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan sirosis hepatis, kanker hati dan menimbulkan kematian (Direktorat Jenderal PP&PL, 2005:5).
Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Jadi imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh manuasia (Departemen Kesehatan RI, 1994:3).
Departemen Kesehatan RI (2005:3) menyebutkan imunisasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh seseorang sehingga dapat menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.Vaksin itu sendiri adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman (bakteri, virus, atau riketsia), atau racun kuman (toxoid) yang telah dilemahkan atau dimatikan dan akan menimbulkan kekebalan secara spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu (Direktorat Jenderal PP & PL, 2005:9).
Sedangkan kebal adalah suatu keadaan dimana tubuh mempunyai daya kemampuan mengadakan pencegahan penyakit dalam rangka menghadapi serangan kuman tertentu (Departemen Kesehatan RI, 1994:3)